(source milis FEUI 95, posted by Ilham D Sannang)
Salam,
Saya baru saja membaca buku terbaru Daniel Goleman, Kecerdasan Sosial (Daniel Goleman adalah penulis buku Emotional Intelligence—ids). Di buku itu disebutkan efek buruk televisi. Televisi cenderung mematikan otak sosial jika dikonsumsi melebih yang seharusnya, terutama untuk anak-anak. Merujuk ke tulisan Cynthia Garza, "Young Students Seen as Increasingly Hostile", Goleman mengabarkan tentang gampangnya anak-anak sekarang meledak emosinya.
Ada data yang memperlihatkan bahwa anak-anak balita, 40 persen dari anak-anak Amerika yang berusia dua tahun, menonton televisi paling sedikit selama tiga jam dalam sehari. Waktu tersebut terlewatkan tanpa interaksi dengan orang yang bisa membantu mereka belajar untuk begraul dengan lebih baik. "Semakin banyak mereka melihat televisi, semakin buruk perilaku mereka pada usia sekolah," tulis The American Academy of Pediatrics.
Lebih jauh, lembaga tersebut merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia dua tahun tidak menonton televisi sama sekali dan agar anak-anak yang lebih tua menonton televisi tidak lebih dari dua jam sehari. Ketika teknologi menawarkan lebih banyak variasi komunikasi, sesungguhnya yang terjadi adalah isolasi. Kecanggihan teknologi itu sebenarnya memutuskan banyak sekali hubungan manusiawi.
Rayapan teknologi yang diam-diam dan mau tak mau terjadi ini berlangsung begitu halus dan tak kelihatan sehingga tak seorang pun pernah menghitung biaya sosial dan emosinya.
Hernowo Hasim
(Penulis Buku "Mengikat Makna", dan "Andaikan Buku Sepotong Pizza").
***
buku khusus yang membahas bahaya tv adalah karya neil postman, "amusing ourselves to death" (sdh diterbitkan di ind dg judul "menghibur diri sampai mati"; sekitar tahun 2002/3; penerbitnya lupa). postman salah satu kritikus media terkemuka ==> bisa tengok di
http://www.neilpost man.org/
baiquni
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar